Posted by : Unknown
21/06/13
Sebelumnya : Naruto Chapter 628
Juubi lakukan telah menciptakan bencana yang
luar biasa. Petir menyambar-nyambar, dan
ledakkan yang tercipta tak ubahnya seperti
ledakan bom atom. Gunung-gunung, buki-bukit,
hancur menjadi serpihan kerikil.
"Aku yakin ini sudah cukup untuk
membersihkan mereka." ucap Madara yang
berlindung di balik Susano'onya. Namun ketika
suasana kembali normal, Madara kaget. Meski
tampak kesakitan, para shinobi masih bisa
bertahan. Chakra yang Naruto berikan tetap
melindungi mereka.
"Naruto... melindungi kita lagi..." ucap Chouji
dalam hati. Kemudian dari yang rebah akibat
serangan tadi, para shnobi kembali berdiri.
"Naruto-kun..." Hinata khawatir.
Naruto Chapter 629 - Lubang Angin
Teks Version
Kening Naruto berdarah, lengan pakaiannya
sudah tak utuh lagi akibat menahan serangan,
dan ia mulai kehabisan nafas. Tapi, Naruto tetap
bersemangat, "Seranganmu tak mempan!!"
ucapnya sambil menatap tajam ke arah Madara.
Bersama dengan Naruto, tampak semangat dari
bijuu-bijuu yang ada. Dan dalam dirinya,
tampak tekad dari sang legenda, Rikudo Sennin.
Dengan itu semua, Naruto tak takut untuk
menghadapi Madara yang berada di depannya,
berdiri di atas monster terkuat, Juubi.
"Groooarrr!!!!" Juubi berteriak dan
mencakupkan tangannya. Dan perlahan, tubuh
kurusnya menjadi berisi, semakin bersisi. Otot-
ototnya membesar, tampak kalau Juubi akan
kembali berevolusi, menuju wujudnya yang
semakin sempurna.
"Uukhhh..." ternyata semangat dan tekad saja
tak cukup. Naruto tampak sudah tak tahan lagi
dan kemudian terjatuh. Dan bersamaan dengan
itu, chakra-chakra yang menyelimuti para
shinobi menghilang.
"Chakranya...
menghilang..." ucap salah satu shinobi.
"Memang hanya sampai sejauh inilah yang bisa
kau lakukan." ucap Madara. "Aku sudah
menemukan hal lain yang lebih menarik. Jadi,
aku akan segera mengakhirimu."
Saaattt!!! Para shinobi tak membiarkan Madara
menyerang. Mereka bersama-sama membentuk
suatu barisan, berdiri di depan Naruto,
melindunginya. Kini adalah giliran mereka,
giliran mereka untuk melindungi Naruto.
"Semuanya!! Ayo gabungkan kekuatan kita!!"
ucap Hinata.
"Naruto, aku akan menyembuhkanmu." Sakura
berada di belakang Naruto dan hendak
menyembuhkannya. "Kalian semua..." Naruto
senang bisa punya teman-teman seperti mereka.
Sementara itu, Kakashi dan Obito telah sampai
di dimensi lain. Obito terjatuh, sementara
Kakashi mampu mendarat dengan baik dan
langsung menyerang dengan Raikiri. Namun
sesaat sebelum serangan Kakashi mengenai
wajah Obito, Kakashi malah berhenti.
"Heh... masih tidak tega ya." ucap Obito.
"Sejauh ini, kau punya banyak peluang untuk
menghabisiku. Tapi... aku terkejut kau
menunjukkan rasa belas kasihan terhadap
musuh di hadapanmu." lanjutnya. Seingat
Obito, Kakashi adalah orang kejam yang bahkan
tega membunuh Rin, rekannya sendiri.
Kakashi terdiam.
"Ada apa? Apa kau merasa bersalah?" ucap
Obito lagi. "Bersalah karena tak mampu
menepati janjimu... apa kau ingin
mengubahku?"
"Obito... ayo kita sudahi ini." ucap Kakashi.
"Mimpimu adalah untuk menjadi hokage, dan
mimpi Naruto juga seperti itu. Naruto
mengatakan hal yang sama dengan apa yang kau
katakan di masa lalu."
Kakashi masih berharap kalau Obito bisa
kembali. "Secara tak sadar, kau melengkapi
Naruto dan dirimu sendiri. Kau mencoba untuk
mendengarkan Naruto seolah itu adalah dirimu
sendiri. Apa kau yakin kalau dirimu di masa
lalu tak akan menyesali apa yang kau lakukan
sekarang? Aku yakin kau bisa mengerti perasaan
Naruto. Kau masih bisa kembali, untuk menjadi
seperti dirimu di masa lalu..."
"Hahaha." Obito malah tertawa.
"Justru karena aku mengeri perasaan Naruto
lah, maka aku ingin mendengar semua yang dia
pikirkan dan kemudian membantahnya!!"
"Obito..."
"Dan akan kukatakan satu hal padamu. Adalah
hal bodoh kalau kau merasa bersalah padaku.
Kalau kau berpikir aku memulai perang ini
hanya karena kau dan Rin, kau salah!!"
Obito bangun, sengaja menancapkan Raikiri
Kakashi ke dirinya sendiri. "Aku tahu
semuanya." ucap Obito, dengan tubuh yang kini
telah ditusuk oleh Kakashi. Dan perasaan itu,
kakashi mengingatnya... Perasaan seperti saat
tangannya menembus tubuh Rin dulu...
"Aku juga tahu kalau Rin memilih sendiri untuk
mati... dengan tertusuk oleh Raikirimu. Saat itu,
Rin telah diculik oleh Kirigakure dan dijadikan
sebagai jinchuriki Sanbi. Kau berhasil
menyelamatkannya, tapi itu juga merupakan
rencana Kirigakure. Mereka bahkan berpura-
pura untuk mengejarmu agar kalian segera lari
menuju desa. Mereka memang ingin agar Rin ke
desa, dan kemudian melepaskan Sanbi di sana.
Jadi, desa akan diserang. Rin mengetahui hal
itu, jadi saat kau hendak menyerang musuh
dengan Raikirimu, dengan cepat ia bergerak
menuju seranganmu. Dia memutuskan untuk
mati di tangan orang yang dicintainya. Demi
melindungi desa."
"!!" Kakashi teringat akan saat-saat itu. Saat
dalam pelariannya, bersama dengan Rin,
perempuan itu sudah meminta padanya.
"Kakashi, bunuh aku!! Mereka hanya ingin
memaanfaatku, mungkin aku akan menyerang
desa!!"
"Tapi aku sudah berjanji pada Obito kalau aku
akan melindungimu. Tak mungkin aku
melakukan hal itu. Pasti masih ada jalan lain..."
ucap Kakashi. saat itu
"Huh, tapi apapun itu, tetap saja kau tak bisa
melindungi Rin." ucap Obito. "Di dalam
pikiranku, Rin belum mati, jadi yang mati itu
hanyalah palsu. Rin hanya akan menjadi Rin
kalau dia masih hidup. Sistem yang
menciptakan semua ini... desa... shinobi...
inilah yang membuatku kehilangan harapan.
Dunia ini... dunia yang palsu ini..."
"Naruto mengatakan kalau... tak memiliki teman
di hatimu adalah hal yang paling menyakitkan."
Kakashi menarik tangannya. "Aku memberi
tahunya kata-katamu. Kau sama seperti Naruto.
Dan kupikir kau masih..."
"Lihat!!" Obito menunjukkan bekas serangan
Kakashi tadi. Serangan Kakashi meninggalkan
lubang besar di dadanya. Dan secara
mengejutkan, tak ada apapun di sana. kosong.
"Tak ada apapun di dalam hatiku!! Tapi, aku tak
merasakan rasa sakit sama sekali!! Kau tak perlu
merasa bersalah, Kakashi!!! Lubang ini tercipta